Selasa, 03 Januari 2012

Muh. Iskandar


Nama              : Muh. Iskandar
NIM                : 10 11 579
Kelas               : Manajemen A4
Kelompok       : V (lima)

KARAKTER JASA

1.      Intangibility (tidak berwujud)
Jasa tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh konsumen sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia jasa. Konsumen juga tidak bisa memprediksikan apa hasil yang akan diperoleh dengan mengkonsumsi jasa kecuali setelah membelinya. Seorang pasien tidak akan tahu apakah nasihat dokter itu berhasil kecuali setelah ia melakukan konsultasi dan mengikuti apa yang dinasehatkan.

Beberapa karakter dari intangibility adalah:
·         Suatu jasa baru bisa dirasakan ketika jasa tersebut disampaikan kepada konsumen.
·         Suatu jasa kadang terasa sulit dipahami konsumen.
·         Suatu jasa sulit kadang sulit untuk dijelaskan kepad konsumen.
·         Penilaian akan kualitas sulit ditentukan oleh konsumen.
·         Harga sulit untuk ditentukan

Karena tidak berwujud, konsumen biasanya melihat tanda-tanda dan sesuatu yang bisa dilihat atau dirasakan untuk bisa menilai kualitas suatu jasa. Mereka akan melihat kualitas dari para pegawainya, peralatan, tempat, simbol, dan juga harga yang bisa mereka rasakan.
Tugas pemasaran adalah bagaimana hal-hal yang tidak terwujud itu bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk dan wujud yang bisa menunjukkan kualitas jasa. Para pemasar bisa melakukan beberapa hal:
·         Visualisasi, yaitu penggambaran bagaimana suatu jasa diberikan kepada konsumen. Misalnya dengan penggambaran tentang kenyamanan dan kenikmatan suatu hotel, kenikmatan melakukan penerbangan, dan lain-lain sehingga konsumen bisa mendapatkan gambaran.
·         Asosiasi, yaitu mengaitkan jasa yang ditawarkan dengan profil seseorang, objek, ataupun tempat.
·         Representasi Fisik, dengan memperlihatkan gedung, fasilitas, dan berbagai hal yang mendukung jasa yang disampaikan.
·         Dokumentasi, sertakan berbagai penghargaan, catatan kepuasan pelanggan, sehingga menumbuhkan kepercayaan pembeli.

Untuk menunjukkan bahwa lembaga pendidikan mempunyai kualitas yang baik misalnya, pengelola bisa menunjukkannya melalui kualitas yang bisa dilihat oleh konsumen, di antaranya:
·         Gedung dan berbagai fasilitas di dalamnya. Apakah terlihat cukup nyaman, baik, dan memenuhi persyaratan untuk belajar.
·         Penampilan dan kualitas dari pegawai dan dan tenaga pengajarnya. Tenaga pengajar dengan pendidikan memadai dan pegawai yang profesional dalam melayani calon murid/mahasiswa akan sangat membantu konsumen untuk menilai kualitas lembaga pendidikan tersebut.
·         Materi iklan dan komunikasi pemasaran lain seperti brosur, leaflet, pamflet, website, dan lain-lain.
·         Harga. Konsumen akan melihat kualitas yang ditawarkan dibandingkan dengan harga yang harus ia bayarkan.

2.      Inseparability (tidak terpisahkan)
Sebuah jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Sebuah produk yang ada secara fisik biasanya diproduksi di pabrik, didistribusikan oleh distributor, ke toko dan baru dikonsumsi oleh konsumen. Pada jasa, faktor penyedia jasa (orang) langsung berperan dalam produksi jasa. Karena konsumen juga menjadi salah satu faktor penting dalam proses penyediaan jasa, interaksi yang baik antara penyedia jasa dan konsumen menjadi faktor yang sangat penting. Karena itu, terkadang kualitas sebuah jasa tidak hanya ditentukan oleh faktor kualitas dari penyedia jasa, tetapi juga oleh kesungguhan dan komitmen dari konsumen.

Karakter dari inseparability adalah:
·         Konsumen harus berpartisipasi dalam proses produksi jasa.
·         Suatu jasa yang disampaikan terikat dengan satu penyedia jasa
·         Jumlah jasa yang diberikan tergantung dari penyedia jasa Pada sektor pendidikan misalnya, kesuksesan proses belajar-mengajar tidak hanya ditentukan oleh kualitas tenaga pengajar dan fasilitas yang baik, tetapi juga oleh kesungguhan dan komitmen dari murid/mahasiswa untuk belajar.
Karena itu, untuk mempertahankan kualitas dan memberikan jasa terbaik buat konsumen, pemasar perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut:
·         Pelatihan berkelanjutan tentang kualitas, kebijakan, dan teknik produksi.
·         Lokasi yang banyak, website dan email untuk kemudahan konsumen.
·         Pelatihan untuk pegawai frontliner dan manajemen komplain pelanggan.
·         Ambil pegawai yang berkualitas dan mengetahui pemasaran

3.      Variability (tidak ada standar)
Suatu jasa biasanya sulit dibuat standar kualitasnya, karena masing-masing mempunyai standar proses sendiri-sendiri tergantung kualitas dari proses internal penyedia jasa. Walaupun demikian, sedapat mungkin sebuah organisasi/perusahaan penyedia jasa seyogyanya membuat standar layanan agar kualitas jasanya bisa lebih dikontrol.
Karakter jasa dalam hal ini adalah;
·         Jasa tidak bisa disampaikan dalam kondisi yang sama.
·         Kualitas yang tidak sama menambah potensi resiko pada konsumen
·         Perusahaan perlu mengurangi resiko pelanggan dengan memberikan jaminan kualitas, misalnya kartu garansi..

Kotler menyebut tiga hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol kualitas pelayanan:
v  Melakukan seleksi pegawai yang baik dan meningkatkan keterampilan mereka melalui berbagai pelatihan.
v  Melakukan standarisasi proses layanan pada seluruh organisasi. Ini bisa dilakukan dengan menentukan “cetak biru layanan“ (service blue print) berisi seluruh alur proses penyediaan jasa mulai dari awal hingga akhir untuk memudahkan pengecekan kualitas setiap proses.
v  Memonitor kepuasan pelanggan melalui survey, feedback form, dan tanggapan serta keluhan pelanggan sehingga kualitas pelayanan yang kurang baik bisa dideteksi.

4.      Perishability (tidak bisa disimpan)
Berbeda dengan produk, suatu jasa tidak bisa disimpan. Ia diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dan tidak bisa disimpan. Efeknya pada pemasaran terutama pada sisi permintaan. Jika permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa untuk melakukan persiapan. Tetapi jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi penyedia jasa untuk melakukan strategi pemasaran.
Untuk mengatasi fluktuasi permintaan yang sering mengakibatkan kelebihan supply, pemasar bisa melakukan beberapa hal:
Ø  Meningkatkan penjualan dengan personal selling kepada klien baru pada saat permintaan menurun.
Ø  Meningkatkan penjualan produk dan jasa baru kepada klien yang sudah ada pada saat permintaan menurun.
Ø  Harga lebih tinggi saat permintaan naik, dan lebih rendah saat permintaan turun.
Ø  Pakai sistem reservasi untuk menjual jasa di muka
Ø  Pelatihan antar divisi berbeda untuk memenuhi permintaan yang tinggi.







Judul               : Pengantar Ilmu Antropologi
Penulis             : Prof. Dr. Koentjaraningrat
Penerbit           : PT. RINEKA CIPTA, Jakarta
Cetakan           : IX
Tahun Terbit    : Mei 2009
Halaman          : v + 337
Dalam buku ini Prof. Dr. Koentjaraningrat membahas secara detail tentang Antropologi yang berarti “Ilmu Tentang Manusia”, dan merupakan suatu istilah yang sangat tua. Dahulu istilah itu digunakan dalam arti yang lain, yaitu “Ilmu Tentang Ciri-ciri tubuh manusia”. Sejarah perkembangan ilmu antropologi telah mencatat bahwa sejak mulanya hingga sekarang objek penelitiannya masih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan suku bangsa.
Sampai sekarang diberbagai Negara masih dipakai berbagai isltilah untuk ilmu antropologi sehingga sangat menarik untuk mengetahui dimanakah istilah-istilah tersebut lazim dipakai dan apakah arti istilah seperti Ethnography, Ethnology, Folkerkunde, Kulturkundei, Anthropology, cultural Anthropology, dan social anthropology. Selain itu, buku ini juga membahas secara rinci tentang pembagian ilmu antropologi, yaitu : antropologi biologi dan anthropologi budaya. Antropologi budaya terbagi lagi menjadi dua sub-ilmu, yaitu : Paleo-antropologi dan antropologi-fisik. Sedangkan antropologi budaya terbagi lagi menjadi beberapa sub-ilmu, yaitu : Prehistori, etnolinguistik, etnologi, etnopsikologi, antropologi spesialisasi, dan antropologi terapan. Anda akan mendapatkan tambahan wawasan mengenai kebudayaan asing. Dan yang menarik, anda tidak hanya diberikan uraian tentang kebudayaan saja, tetapi juga peta penyebaranya.
Kita patut berbangga karena memiliki tokoh Prof. Dr. Koentjaraningrat sebagai ahli anthropologi yang diakui dunia. Salah satu karya almarhum ini memberikan kontribusi besar bagi bidang antropologi Indonesia sehingga sepatutnya menjadi warisan ilmu untuk dibaca dan dipelajari oleh para mahasiswa, praktisi, dan para peminat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar