NAMA : H A S D A R
NIM : 10 11 444
KELAS : MANAJEMEN A4
KELOMPOK : V (LIMA)
DEFENISI JASA
Perkembangan pemasaran berawal dari tukar menukar barang secara sederhana
tanpa menggunakan alat tukar berupa uang ataupun logammulia. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan, maka dibutuhkannyasuatu alat tukar yang berlaku
umum dan untuk itulah diciptakan uang.Disamping itu, manusia memerlukan jasa
yang mengurus hal-hal tertentu,sehingga jasa menjadi bagian utama dalam
pemasaran.Jasa/pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan,
tidak berwujud dan tetap hilang, lebih dapat dirasakan daripada memiliki,
sertapelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi
jasatersebut. Dalam strategi pemasaran, defenisi jasa harus diamati dengan
baik,karena pengertian sangat berbeda dengan produk berupa barang.
Kondisidengan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat bergantung
padapenilaian pelanggan terhadap kinerja (penampilan) yang ditawarkan olehpihak
produksen.
Pada hakekatnya semua produk
dapat dipandang sebagai suatu jasa. Suatu produk, seperti kursi kayu merupakan
gabungan dari berbagai unit jasa yang bersifat khusus. Berbagai perusahaan
membeli berbagai kayu tersebut, memindahkan, memotong, membentuk sampai
mengirimkan dalam jumlah dan waktu yang tepat ke lokasi dimana konsumen dapat
menemukannya, memberikan informasi mengenai kegunaannya, menentukan biaya total
serendah mungkin agar konsumen dapat membeli dan mungkin saja membantu keuangannya,
menyampaikan ke rumah dan memperbaiki ketika rusak atau purna jual.
(Meredith/Gibbs, 1998:54)
Menurut Kotler, diterjemahkan
oleh Djaslim Saladin (2003:134), jasa didefinisikan sebagai berikut:
“A service is any act or ferformance that one party can offer to
another that is essentially intangible and doesn’t in the ownership of
anything. Its productin may not be tied to a physical product.”
“Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses
produksinya mungkin dan bias juga tidak mungkin dikaitkan dengan produk fisik.”
Sedangkan menurut Stanton/Etzel/Walker, (1994:537)
“Service are identifiable, intangible activities that are the main
object of a transaction designed to provide want-satisfaction”.
“ Jasa dapat diartikan :
aktifitas tidak berwujud yang merupakan objek utama dari transaksi yang
dirancang untuk memuaskan keinginan”.
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jasa atau
pelayanan merupakan suatu kinerja yang tidak berwujud dan cepat hilang, tetapi
tidak dirasakan daripada dimiliki, dimana pelanggan lebih dapat berpartisipasi
aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.
Namun kondisi cepat atau lambatnya pertumbuhan jasa sangat tergantung
pada penilaian pelanggan terhadap kinerja atau penampilan yang ditawarkan oleh
pihak produsen (perusahaan barang atau jasa).
Dimensi Kualitas Jasa
Seiring
dengan bergulirnya perdagangan bebas di masyarakat dalam era globalisasi ini
masalah kualitas pelayanan merupakan salah satu bagian penting dan sangat perlu
mendapat perhatian yang serius bagi setiap perusahaan untuk tetap bisa bertahan
dalam lingkungan bisnis, karena kualitas pelayanan akan berdampak langsung
terhadap persepsi dan perilaku konsumen, yang kemudian akan mempengaruhi
keputusan pembelian, dan pada akhirnya kualitas pelayanan juga akan berpengaruh
terhadap loyalitas pelanggan.
Perusahaan sebagai sebuah lembaga bisnis
yang walaupun tujuan utamanya adalah keuntungan atau “profit”, namun dalam
prosesnya mereka harus mengutamakan pelayanan yang diberikan, sehingga kepuasan
konsumen dapat tercapai.
Sebelum membahas mengenai kualitas
pelayanan lebih jauh, kita terlebih dahulu harus memahami pengertian dari
pelayanan dan kualitas pelayanan. Menurut Munir (1991) pelayanan adalah
aktivitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor
material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi
kebutuhan orang lain sesuai dengan haknya. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan
adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada
orang lain dalam hal ini pelanggan agar kebutuhan pelanggan tersebut
dapat terpenuhi sesuai dengan harapan mereka. Sedangkan kualitas pelayanan
menurut Olsen dan Wyckoff yang yaitu “Sekelompok manfaat yang berdaya guna baik
secara eksplisit maupun implisit atas kemudahan untuk mendapatkan barang maupun
jasa pelayanan”.
Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup
sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu
menjadi tuntutan yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan
berkembang. Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah
lembaga penyedia jasa/layanan untuk selalu memanjakan konsumen/pelanggan dengan
memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan mencari produk berupa barang
atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik
kepadanya.
Terdapat sejumlah masalah umum yang
dihadapi perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Budi (1997)
menyatakan bahwa masalah atau persoalan yang biasa dihadapi baik oleh
perusahaan maupun pelanggan berkaitan dengan mutu layanan yang diberikan perusahaan
kepada pelanggannya adalah sistem layanan yang birokratis,
berbelit-belit, dan tidak jelas. Kedua, sumber daya manusia
perusahaan yang masih belum menyadari arti pentingnya pelanggan bagi
keberhasilan perusahaan, pengetahuan dan kemampuan yang kurang, sikap dan
perilaku yang belum baik.
Untuk memperbaiki masalah kualitas pelayanan diatas, maka perusahaan
perlu melakukan perbaikan sistem pelayanan, misalnya dalam sistem penanganan
keluhan konsumen. Perusahaan seharusnya dapat memberikan kemudahan kepada
konsumen dalam menyampaikan keluhan. Masalah yang biasanya muncul adalah
perusahaan seringkali membutuhkan waktu yang sangat lama dalam memproses
keluhan tersebut, dan tidak jarang keluhan atau masalah tersebut tidak dapat
dituntaskan oleh perusahaan. hal inilah yang membuat konsumen kesal sehingga
berpotensi untuk pindah ke tangan pesaing. Oleh karena itu hal ini harus
dicegah melalui evaluasi kualitas pelayanan secara berkesinambungan.Kualitas
suatu produk baik berupa barang maupun
jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Beberapa pakar pemasaran
seperti Parasuraman (1988) Zeithaml (1996) melakukan beberapa penelitian khusus
terhadap beberapa jenis jasa dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
kualitas jasa yang biasa disebut sebagai dimensi kualitas. Dalam
perkembangannya, dimensi kualitas yang semula berjumlah sepuluh dirangkum
menjadi lima dimensi pokok, sebagai berikut:
a) Reliability (bukti langsung), meliputi penampilan fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komu nikasi.
b) Reliability (keandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera, akurat, dan memuaskan.
c) Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membentuk para pelanggan dan
memberikan pelayanan dengan tanggap.
d) Assurance (jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf bebas dari bahaya,
resiko, atau keraguraguan. \
e) Emphaty (empati), meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, perhatian
pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan.
Judul : Kamu Ingin jadi Dokter?
Pengarang : Dr. Syamsuridjal Djauzi
Penerbit : ARCAN
Tebal : 66 Halaman
Buku ini berisi keterangan-keterangan mengenai seluk beluk pekerjaan
dokter. Mungkin kita bertanya, “Dokterkan ada dimana-mana dan mudah dilihat apa
sebendarnya kegiatannya sehari-hari, apa perlu dituliskan sebuah buku
menceritakan, memberi keterangan mengenai pekerjaan seorang dokter?”
Perlu! Karena sebenarnya yang kita lihat sehar-hari adalah pekerjaan dokter
secara sepintas saja. Ruang lingkup pekerjaan dokter itu luas sekali, kamu
nanti akan mengenal bahwa disamping dokter umum, banyak spesialis yang bias
dicapai oleh seorang dokter dan masing-masing spesialisasi itu mempunyai
keunikannya sendiri-sendiri. Jika kita menonton film atau membaca buku cerita,
biasanya yang digambarkan sebagai seorang dokter adalah orang yang mampu
melakukan operasi atau orang yang menolong penderita yang sakit berat dan berhasil menyembuhkannya.
Dalam buku ini, menjelaskan bahwa seorang dokter bukan lagi menjadi
barang lux di tengah masyarakat. Walaupun profesi ini masih merupakan salah
satu profesi yang popular khususnya di Indonesia. Selain itu, buku ini juga
menjelaskan kegiatan sehari-hari seorang dokter dan syarat-sayart menjadi
dokter.
Dr. Syamsuridjal Djauzi menjelaskan dalam bukunya kegiatan sehari-hari
seorang dokter, baik yang bekerja di Puskesmas maupun dokter spesialis atau
dokter yang bekerja dibidang penelitian dan juga dokter yang bekerja
diperusahaan.
Dr. Syamsuridjal Djauzi menjelaskan lagi dalam bukunya yaitu
syarat-syarat menjadi dokter yaitu menjadi seorang sarjana dan lulus fakultas
kedokteran, bersikap teliti dan menjadi pengamat yang baik, berfikir sistematis
dan rasional, serta yang paling utama seorang dokter perlu bersifat manusiawi.
Berdasarkan pengalaman 20 tahun menjadi dokter, dokter Dr. Syamsuridjal
Djauzi dengan bahasa yang komunikatif, seolah mengajak pembaca berbicara
mengenai pekerjaan dokter. Ia menawarkan pilihan dimasa depan : jadi dokter,
bagi yang berminat ia mengajak agar meyiapkan diri agar dapat menjadi dokter
yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar