BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan investasi
internasional, pertimbangan kriteria keekonomian perlu dikombinasikan dengan
berbagai faktor pertimbangan lainnya, tetapi perusahaan induk tetap harus
memandang keekonomian bisnis sebagai faktor dominan. Keberhasilan perusahaan
internasional merupakan proses panjang yang dilalui dalam melakukan bisnis
internasional dan banyak di dukung oleh pemahaman terhadap pasar internasional.
Dengan memahami situasi pasar internasional, akan dapat diciptakan peluang
untuk berhasil. Dengan memahami situasi
ini,maka perusahaan akan mampu mengembangkan daya saing yang dapat dipakai
untuk menyukseskan bisnisnya. Ketidaksempurnaan pasar terjadi dengan adanya
peraturan perundang-undangan dan kontrol pemerintah yang menghambat perdagangan
bebas dan investasi portofolio. Hal lain yang dapat memicu munculnya bisnis
internasional adalah kegagalan pasar dalam informasi dan keunggulan spesifik
perusahaan. Keunggulan spesifik perusahaan tertentu seperti antara lain
kemampuan manajemen, keahlian sesuai dengan bidang bisnisnya, hak paten, dan
merek dagang dapat menciptakan pasar interfnal sebagai produk jasa yang di
jual.
B. Rumusan Masalah
Melihat Latar Belakang Diatas Maka Dapat Ditemui Rumusan
Masalah Sbb :
1.
Apa sajakah yang penting dalam Teori Portofolio
Investasi?
2.
Bagaiman Perilaku Investor Portofolio?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keputusan Investasi Internasional
Keputusan melakukan investasi internasional
berbeda dengan investasi dalam negeri. Motivasi internasional dilakukan dengan
pertimbangan sangat luas disamping kriteria keekonomiannya. Dalam
pelaksanaannya, investasi internasional mempunyai strategi yang sangat
kompleks. Perlu waktu cukup lama untuk mengkaji peluang pasar dan mendapat
informasi yang lengkap mengenai berbagai parameter keekonomian. Untuk itu dalam
memakai strategi korporat yang tepat untuk bisnis internasional perlu
memperhatikan berbagai ketidaksempurnaan pasar dan motifasinya.
“Investasi merupakan
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan saat ini
dengan tujuan agar dapat memperoleh keuntungan di masa mendatang atau bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan investor (kesejahteraan moneter)” (Kasmir,
2001). Sedangkan menurut Sharpe, Alexander, dan Bailey (1997), “Investasi dalam arti
luas adalah mengorbankan dolar sekarang untuk dolar pada masa depan, dengan dua
atribut berbeda yang melekat yaitu risiko dan waktu”. Sedangkan menurut Halim
(2003 : 2), “investasi merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan di masa mendatang”.
1. Macam-macam Bentuk Investasi
1.1. Investasi langsung (direct investment) adalah investasi pada asset
riil (Real Assets) misalnya : pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan
pertambangan / perkebunan, dan lain-lain.
1.2. Investasi tidak langsung
(indirect investment) atau investasi portofolio adalah investasi pada
asset finansial (financial assets):
a) Investasi di pasar uang : deposito, sertifikat BI.
b) Investasi di pasar modal
: saham, obligasi, opsi, warrant.
2. Sumber-Sumber Dana Untuk Investasi
2.1
Asset yang dimiliki saat ini.
2.2
Pinjaman dari pihak lain.
2.3
Tabungan.
3. Keputusan seseorang melakukan investasi
3.1.
Return merupakan tingkat keuntungan
investasi yang terdiri dari ;
a)
Expected return (return yang
diharapkan) yaitu return yang diharapkan akan didapat oleh investor di
masa depan.
b)
Realized return (return aktual)
yaitu return yang sesungguhnya terjadi / didapatkan oleh investor.
3.2.
Risiko
merupakan kemungkinan return aktual berbeda dengan return yang diharapkan yang terdiri dari ;
a) Risiko
sistematis (systematic risk) atau risiko pasar (general risk)
yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,
berkaitan dengan faktor makro ekonomi yang mempengaruhi pasar (misal : tingkat
bunga, kurs, inflasi dan kebijakan pemerintah).
b) Risiko
tidak sistematis (unsystematic risk) atau risiko perusahaan (risiko
spesifik) yaitu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,
karena hanya ada dalam satu perusahaan / industri tertentu.
Salah satu karakteristik investasi pada pasar modal adalah
kemudahan untuk membentuk investasi portofolio. Artinya pemodal dapat dengan
mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan
investasi.
4.
Langkah-Langkah Dalam Melakukan Investasi
Portofolio
4.1. Menentukan kebijakan investasi
Pada
tahap awal pengambilan keputusan, investor perlu menetapkan tujuannya
berinvestasi dan menentukan besarnya investasi yang akan ditanam. Mengingat
adanya korelasi antara risiko dan keuntungan (return) yang diperoleh,
maka investor tidak dapat mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya karena akan ada kerugian yang harus
dihadapinya. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan,
baik dalam keuntungan maupun risiko.
4.2. Analisis Sekuritas
Pada
tahap ini akan diadakan analisis terhadap individual (sekelompok)
sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas, yaitu
sebagai berikut.
a) Pendapat pertama menyatakan bahwa sekuritas mispriced (harganya
salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) Dengan analisis ini akan
dapat dideteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis
ini. Cara tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga pada masa
yang lalu sebagai upaya memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang
dengan melihat nilai transaksi yang terjadi. Sedangkan analisis
fundamental didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten
maupun oleh administratur bursa efek.
b) Pendapat kedua menyatakan bahwa pasar modal
adalah efisien. Dengan demikian, peralihan sekuritas tidak didasarkan atas
frekuensi risiko para pemodal (pemodal yang bersedia menanggung risiko tinggi
akan memilih sekuritas yang berisiko tinggi), pola kebutuhan kas, dan
sebagainya. Jadi, menurut pendapat ini keuntungan yang diperoleh pemodal sesuai
dengan risiko yang ditanggung.
4.3. Pembentukan Portorfolio
Tahap
ini menyangkut identifikasi sekuritas mana saja yang akan dipilih untuk
membentuk portofolio dan berapa proporsi dana yang akan ditanam pada tiap-tiap
sekuritas tersebut. Adanya pemilihan sekuritas ini (dengan kata lain pemodal
melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk meminimalkan risiko yang
ditanggung. Pemilihan sekuritas ini akan dipengaruhi
oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, dan status pajak.
4.4. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini
merupakan pengurangan terhadap ketiga tahap sebelumnya dengan maksud jika
diperlukan akan diadakan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki.
Jika portofolio yang dimiliki sekarang dirasakan tidak lagi optimal atau tidak
sesuai dengan prefensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan
terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
4.5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam
tahap ini pemodal mengadakan penilaian terhadap kinerja portofolionya, baik
dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung.
Tidak benar bahwa suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi
mesti lebih baik daripada portofolio lainnya karena adanya faktor risiko yang
perlu dimasukkan juga.
B.
TEORI PORTOFOLIO
Teori
Portofolio berkaitan dengan risiko dan return. Investor hanya berkaitandengan
nilai-nilai yang diharapkan dari surat berharga dan tertarik pada nilaiyang
diharapkan dari portofolio. Untuk memaksimalkan nilai yang diharapkandari portofolio, satu kebutuhan hanya
berinvestasi dalam satu keamanan (keamanan dengan
pengembalian yang diharapkan maksimum). Jadi tindakanberdasarkan retur yang
diharapkan harus ditolak sebagai deskriptif perilakuinvestasi yang sebenarnya
atau rasional. Apakah tampak jelas bahwa investorkhawatir dengan risiko dan
kembali, dan ini dapat diukur untuk portofoliosecara
keseluruhan. Oleh karena itu, teori portofolio adalah tentangmemaksimalkan
manfaat dari investasi, mempertimbangkan risiko danpengembalian. Dalam
bidang Sistem Informasi, investasi Teknologi Informatika(TI) dapat dikelola sebagai portofolio, menggabungkan risiko dan return
untuk memaksimalkan manfaat dari investasi TI dan memilih
yang terbaik.
Sebaliknya,
penting untuk mempertimbangkan bagaimana masing-masing aset dalam
perubahan harga relatif, untuk bagaimana perubahan harga setiap
aset lainnya dalam portofolio.Investasi adalah tradeoff antara resiko dan
pengembalian yang diharapkan.Secara umum, aset dengan pengembalian yang
diharapkan yang lebih tinggilebih berisiko. Untuk jumlah tertentu risiko, MPT
menjelaskan bagaimana memilih portofolio dengan pengembalian tertinggi
yang diharapkan. Atau, untuk pengembalian yang diharapkan, MPT
menjelaskan bagaimana memilihportofolio dengan risiko serendah mungkin (target
pengembalian yangdiharapkan tidak bisa lebih dari pengembalian tertinggi dari
keamanan yangtersedia, tentu saja, pengecualian pada kepemilikan negatif dari
aset yangmemungkinan).
1. Arus Modal Internasional
Arus modal
internasional terjadi karena adanya wilayah yang memiliki banyak modal (capital-abundant)
dan ada pula yang mengalami kelangkaan modal (capital-scare). Sebagai
suatu faktor produksi yang memiliki marginal product,semakin banyak
modal maka semakin kecil renumerasi (return) yang
diperoleh. Demikian sebaliknya, semakin langka modal semakin tinggi
hasil yang diperoleh. Hal
inilah yang menyebabkan timbulnya arus modal internasional yang mengalir dari
suatu wilayah yang kelebihan modal ke wilayah yang kekurangan modal.
Secara umum arus modal internasional dapat bersifat
investasi asing langsung dan investasi portofolio. Investasi asing langsung (foreign
direct investment, FDI) adalah investasi riil dalam bentuk
pendirian cabang perusahaan seperti perluasan atau pembelian sebuah perusahaan
oleh perusahaan asing atau penduduk asing yang berlokasi di negara lain.
FDI ini biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau
pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan di suatu negara.
Perusahaan multinasional termasuk kepada kategori ini, yaitu penanaman
modal langsung.
Sedangkan Investasi
portofolio (portfolio investment) adalah arus modal internasional
dalam bentuk pembelian aset-aset finansial seperti saham, obligasi dan commercial
papers lainnya. Jenis investasi inilah yang paling cepat
menyebar keseluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar modal di
pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London, Paris, Frankfurt,
Tokyo, Hongkong dan Singapura.
1.1. Perbedaan
utama antara investasi asing langsung dan investasi portofolio
a)
investasi asing langsung sebagian
besar dilakukan oleh korporasi dan jarang dilakukan oleh individual.
b) Kontrol
perusahaan multinasional sepenuhnya ada ditangan perusahaan induk, sedangkan
investasi portofolio pengelolaan-nya dapat dilakukan oleh manajer-manajer setempat
1.2. Motif Arus modal internasional dari kedua jenis
investasi.
1.2.1. Investasi
fortopolio
a)
Mencari return yang
lebih tinggi, yaitu sesuai dengan teori H-O, suatu negara akan membeli
saham atau obligasi dari perusahaan yang berada di negara lain yang
memberikan pengembalian tertinggi.
b)
Difersifikasi
resiko, hal ini sesuai dengan portfolio theory, yang menyatakan
bahwa investasi di berbagai negara akan menghasilkan return tertentu
dengan resiko yang lebih kecil,ataureturn yang lebih tinggi dapat
dihasilkan dengan risiko tertentu.
1.2.2. Investasi
asing langsung
a)
mendapatkan return yang
lebih tinggi melalui (1) tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi;
(2) perpajakan yang lebih menguntungkan; dan (3) infrastruktur yang lebih baik.
b)
Difersifikasi
risiko.
c) Dapat melakukan direct control,
melalui (1) ekspansi vertikal yaitu pendirian cabang diluar negeri untuk
menghasilkan input bagi perusahaan induk, misalnya perusahaan minyak
mendirikan cabang diluar negeri dimana terdapat sumber minyak yang kemudian
diproses lebih lanjut di perusahaan induk; dan (2) ekspansi horizontal yaitu
mendirikan cabang diluar negeri dengan melakukan kegiatan yang hampir sama
dengan perusahaan induk.
d) Untuk menghindari tariff dan nontariff
yang dibebankan kepada impor dan sekaligus memanfaatkan berbagai insentif dalam
bentuk subsidi yang diberikan pemerintah lokal untuk mendorong foreign
direct investment tersebut.
Biasanya
untuk mengurangi dampak negatif (biasanya monopoli atu oligopoli) dari
perusahaan multinasional, banyak negara membuat ketentuan agar
investasi asing dipadu dengan dana dari dalam negeri dalam bentuk
perusahaan patungan (joint venture). Manfaat yang dapat diperoleh
dari joint
venture diantaranya adalah alih teknologi, pengalaman
berusaha, relasi usaha dan mengurangi resiko ketidakpastian usaha.
1.3. Motivasi perusahaan untuk melakukan Investasi Internasional:
a) Pencari pasar (market seekers) memproduksi
produknya diluar negeri untuk mencari peluang pemasaran di luar negeri dan
ekspor.
b) Pencari faktor produksi (Production factors seekers)
memproduksikan produknya di luar negeri untuk mendapatkan bahan mentah atau
faktor produksi tertentu yang akan digunakan dalam proses produksinya.
c) Pencari efisiensi produksi (production efficiency
seekers) memproduksikan produknya di luar negeri untuk mendapatkan biaya
produksi yang murah atau efisien sehingga produknya bisa bersaing.
d) Pencari pengetahuan ( knowledge seekers) memproduksikan
produknya di luar negeri untuk mendapatkan dukungan teknologi dalam proses
produksinya.
e) Pencari keselamatan politik (policy safety seekers)
memproduksikan produknya di luar negeri di tempat yang mempunyai stabilitas
politik yang mantap sehingga mengurangi resiko politik.
2.
Model
Investasi Portofolio
2.1 Risiko dan
ketidakpastian (Risk and Uncertainty)
Keuntungan yang diharapkan dinyatakan dalm E(x) dan
risikonya dinyatakan sebagai standar deviasi dalam . Risiko (risk) adalah
situasi dimana ada lebih dari satu kemungkinan hasil. Apabila kemungkinan tiap
hasil dapat diperkirakan maka dinyatakan dalam p(x) atau (probability).
Apabila kemungkinan dari tiap hasil tidak dapat diperkirakan, maka dinyatakan
dalam ketidakpastian (uncertainty).
2.2 Keuntungan dan Risiko ( Return and Risk)
a) Menunjukkan keterkaitan antara E(x) dengan risiko yang
terjadi
b) Angka-angka tidak dapat dipakai sebagai patokan, tapi
kecenderugannya sejalan antara E(x) dengan premi risiko. Dengan menggunakan
korelasi statistik:
r m = rƒ + normal premi risiko
r m = suku bunga pasar yang berisiko
rƒ = suku bunga yang tidak berisiko
Diversifikasi
portofolio mempunyai arti sangat penting untuk memperoleh keuntungan dan
mengurangi resiko. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa:
a) Diversifakasi portofolio mampu meredam ketidakpastian
dari investasi, hal ini disebabkan oleh harga dari portofolio yang tidak
bergerak seragam.
b) Diversifikasi internasional (asumsi pada pasar
internasional yang lebih efisien).
2.3 Optimasi portofolio
Investasi dalam portofolio menyangkut pilihan investasi
berbagai portofolio pada komposisi tertentu yang dapat menghasilkan keuntungan
yang maksimal. Untuk itu perlu diberikan asumsi dasar dari pengembangan model
investesi dua portofolio dalam dua dimensi yaitu keuntungan dan resiko.
2.3.1. Teori model dua
portofolio dengan asumsi sebagai berikut:
a) Perlu memahami dasar statistik yang diuraikan sebelumnya
terutama mengenai harga rata-rata (mean), variance, standar deviasi, covarian.
b) Perlu memahami dasar-dasar mengenai resiko dan
ketidakpastian.
c) Perlu data-data emperis mengenai pengembalian
investasi(return on investment) dengan resiko yang berbeda.
d) Perlu memahami tata cara perhitungan resiko dan
ketidakpastian.
e) Perlu memahami keterkaitan antara risiko dan perkiraan
dari keuntungan (expected return on investasi).
f) Perlu memahami strategi korporat,manajemen resiko,
penggaran modal, dan pengetahuan mengenai investasi portofolio internasional.
1. Diversifikasi 2 portofolio A dan B, Domestik
2. Diversifikasi Domestik dengan Internasional
3. Diversifikasi dengan N portofolio
E (portofolio) =
Investasi sama = 1/N (untuk )
ρ (portofolio) = [ (1/N) x (rata-rata varian) ] + [(1 – 1/N)
(rata-rata varian) ]
Apabila N (besar sekali), maka dari rumusan tersebut
ρ (porofolio) = rata-rata covarian.
3.
Perilaku Investor Portofolio
Seorang investor dapat mengurangi risiko portofolio hanya dengan
memegangkombinasi instrumen yang tidak sempurna positif berkorelasi
(koefisien korelasi)). Dengan kata
lain, investor dapat mengurangi eksposur merekaterhadap risiko aset individual
dengan mengadakan diversifikasi portofolio aset.Diversifikasi dapat
memungkinkan untuk pengembalian portofolio yangdiharapkan sama dengan penurunan
risiko.Jika semua pasangan aset memiliki korelasi dari 0 - mereka tidak
berkorelasisempurna - varians return portofolio adalah jumlah seluruh aset
persegi dibagiaset dikali varians pengembalian aset (dan deviasi portofolio
standar adalahakar kuadrat dari jumlah ini).
Efisien
terbatas tanpa aset bebas risiko
Efisien
Frontier. Hiperbola kadang-kadang disebut sebagai 'Bullet Markowitz', dan
adalah perbatasan efisien jika tidak ada aset bebas risiko tersedia. Dengan aset yang bebas risiko, garislurus
adalah perbatasan efisien.
Seperti ditunjukkan dalam grafik ini, setiap kombinasi yang
mungkin dari aset berisiko, tanpa termasuk kepemilikan aset bebas risiko,
dapat diplot dalamrisiko-ruang yang diharapkan kembali, dan koleksi semua
portofolio mungkinseperti mendefinisikan suatu wilayah dalam ruang ini. Batas
kiri daerah ini adalah hiperbola. dan tepi atas dari daerah ini adalah perbatasan efisien
dalamketiadaan aset bebas risiko (kadang-kadang disebut "peluru
Markowitz").Kombinasi di sepanjang tepi atas mewakili portofolio (termasuk
tidak ada).
4.
Diversifikasi
Portofolio Internasional
Dalam melakukan
diversifikasi investasi portofolio internasional, paling sedikit ada dua faktor
yang perlu diperhatikan yaitu risiko terhadap untung rugi dan risiko fluktuasi
kurs. Akan dibahas gambaran singkat mengenai pertama risiko terhadap keuntungan
dan kemungkinan risiko terhadap fluktuasi kurs.
4.1. Efek Risiko
Efek risiko
terhadap keuntungan sudah dijelaskan sangat tergantung dari koefisien korelasi
dari berbagai portofolio. Problema utama dari risiko portofolio ini adalah
koefisien secara teoritis selalu berubah dari waktu ke waktu. Sehingga
kesulitan terutama adalah dalam penentuan koefisien korelasi tersebut dalam
kurun waktu tertentu. Data atau informasi yang tersedia biasanya terbatas dan
tidak dalam fungsi yang berurutan (time series). Portofolio yang efisien biasanya
diasumsikan dari tataran pasar yang terintegrasi dengan sempurna, kemudian
pasar internasional dan baru pasar domestik.
Dari data empiris
empiris berdasarkan sejarah masa lalu dapat dilakukan studiekonometri dengan
mengembangkan model statistik. Model ini apabila dengan pengujian statistik
menjadi model yang signifikan, maka dapat dopakai untuk analisa investasi
portofolio.
Model empirik
yang sering dipakai untuk analisa portofolio adalah model indeks tunggal yang
melihat kenyataan bahwa pada saat pasar membaik,maka harga saham individu juga
meningkat.Ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan saham tergantung erat atau
terkorelasi denga harga pasar.Dengan rumus dapat dinyatakan sebagai :
|
Dalam hal ini Ri =harga saham portofolio tertentu (i) dan
Rm = adalah harga saham gabungan sejumlah m.Data yang biasa dipakai di
Indonesia adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).
4.2. Efek Fluktuasi Kurs
Apabila melakukan diversifikasi investasi
portofolio di pasar internasional,ada kemungkinan terjadi efek fluktuasi
kurs.Efek keuntungan dari investor tidak hanya dari pengembalian modal,tetapi
dalam investasi portofolio internasional juga tergantung dari fluktuasi
kurs.Apabila Rd adalah tingkat keuntungan dari pemodal domestik (1),Ri adalah
tingkat keuntungan pemodal internasional (2),dan e adalah fluktuasi kurs
domestik (1) terhadap mata uang internasional (2),maka tingkat keuntungan
pemodal domestik secara ringkas dapat dinyatakan sebagai berikut :
|
Artinya ,Rd
adalah keuntungan portofolio domestik dengan kurs lokal/mata uang lemah
terhadap Ri dalam mata uang kuat dan e adalah laju apresiasi/depresiasi dari
kurs lokal.
Varian Rd = Varian (Ri) + Varian (e) + 2 Covarian (Ri e).
Dari formulasi varian ini,dapat dinyatakan bahwa
perubahan fluktuasi kurs,varian keuntungan pasar modal internasional dan
covarian Ri dan e, akan mempengaruhi varian keuntungan domestik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
“Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber
daya lain yang dilakukan saat ini dengan tujuan agar dapat memperoleh
keuntungan di masa mendatang atau bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
investor (kesejahteraan moneter)” (Kasmir, 2001). Sedangkan menurut Sharpe, Alexander, dan Bailey (1997), “Investasi dalam arti luas adalah mengorbankan dolar sekarang untuk dolar
pada masa depan, dengan dua atribut berbeda yang melekat yaitu risiko dan waktu”. Sedangkan menurut Halim
(2003 : 2), “investasi merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan di masa mendatang”.
Macam-macam
bentuk investasi Investasi langsung (direct investment), Investasi
tidak langsung (indirect investment) atau investasi portofolio. serta Sumber-Sumber
Dana Untuk Investasi adalah Asset yang dimiliki saat ini, Pinjaman
dari pihak lain, dan Tabungan.
Langkah-Langkah
Dalam Melakukan Investasi Portofolio, Menentukan kebijakan
investasi, Analisis Sekuritas, Pembentukan Potorfolio, Melakukan Revisi
Portofolio,Evaluasi Kinerja Portofolio
B. Kritik Dan Saran
a)
Kritik : “Tidak menentunya suku bunga di pasar modal hingga
investor harus betul-betul jeli dalam
berinvestasi“.
b) Saran : “Keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan-usulan
investasi yang manfaatnya akan direalisasikan dimasa yang akan datang harus
dipertimbangkan dengan cermat“.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. (2006). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi
Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
_______. (2005). Makro Ekonomi Modern. Edisi
Ketiga. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada.
Kasmir.
(2008). Bank Dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Edisi Revisi 8. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
_______. (2001). Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rahardja, Prathama dan Manurung,
Mandala. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi). Edisi
Ketiga. Lembaga Penerbit FE UI. Jakarta.
Husnan, Suad.
(2003). Dasar - Dasar Teori
Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. AMP YKPN, Yogyakarta.
Halim, Abdul.
(2003). Analisis
Investasi. Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta.
Y. Purnomo.
(2004). Manajemen Keuangan Internasional.
FE UI, Jakarta.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus