Selasa, 03 Januari 2012

H A S D A R


NAMA                       : H A S D A R
NIM                            : 10 11 444
KELAS                      : MANAJEMEN A4
KELOMPOK            : V (LIMA)

DEFENISI JASA

Perkembangan pemasaran berawal dari tukar menukar barang secara sederhana tanpa menggunakan alat tukar berupa uang ataupun logammulia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka dibutuhkannyasuatu alat tukar yang berlaku umum dan untuk itulah diciptakan uang.Disamping itu, manusia memerlukan jasa yang mengurus hal-hal tertentu,sehingga jasa menjadi bagian utama dalam pemasaran.Jasa/pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan tetap hilang, lebih dapat dirasakan daripada memiliki, sertapelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasatersebut. Dalam strategi pemasaran, defenisi jasa harus diamati dengan baik,karena pengertian sangat berbeda dengan produk berupa barang. Kondisidengan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat bergantung padapenilaian pelanggan terhadap kinerja (penampilan) yang ditawarkan olehpihak produksen.
Pada hakekatnya semua produk dapat dipandang sebagai suatu jasa. Suatu produk, seperti kursi kayu merupakan gabungan dari berbagai unit jasa yang bersifat khusus. Berbagai perusahaan membeli berbagai kayu tersebut, memindahkan, memotong, membentuk sampai mengirimkan dalam jumlah dan waktu yang tepat ke lokasi dimana konsumen dapat menemukannya, memberikan informasi mengenai kegunaannya, menentukan biaya total serendah mungkin agar konsumen dapat membeli dan mungkin saja membantu keuangannya, menyampaikan ke rumah dan memperbaiki ketika rusak atau purna jual. (Meredith/Gibbs, 1998:54)

Menurut Kotler, diterjemahkan oleh Djaslim Saladin (2003:134), jasa didefinisikan sebagai berikut:
“A service is any act or ferformance that one party can offer to another that is essentially intangible and doesn’t in the ownership of anything. Its productin may not be tied to a physical product.”

“Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan bias juga tidak mungkin dikaitkan dengan produk fisik.”

Sedangkan menurut Stanton/Etzel/Walker, (1994:537)
“Service are identifiable, intangible activities that are the main object of a transaction designed to provide want-satisfaction”.
“ Jasa dapat diartikan : aktifitas tidak berwujud yang merupakan objek utama dari transaksi yang dirancang untuk memuaskan keinginan”.

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja yang tidak berwujud dan cepat hilang, tetapi tidak dirasakan daripada dimiliki, dimana pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.  Namun kondisi cepat atau lambatnya pertumbuhan jasa sangat tergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja atau penampilan yang ditawarkan oleh pihak produsen (perusahaan barang atau jasa).

Dimensi Kualitas Jasa

 Seiring dengan bergulirnya perdagangan bebas di masyarakat dalam era globalisasi ini masalah kualitas pelayanan merupakan salah satu bagian penting dan sangat perlu mendapat perhatian yang serius bagi setiap perusahaan untuk tetap bisa bertahan dalam lingkungan bisnis, karena kualitas pelayanan akan berdampak langsung terhadap persepsi dan perilaku konsumen, yang kemudian akan mempengaruhi keputusan pembelian, dan pada akhirnya kualitas pelayanan juga akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
Perusahaan sebagai sebuah lembaga bisnis yang walaupun tujuan utamanya adalah keuntungan atau “profit”, namun dalam prosesnya mereka harus mengutamakan pelayanan yang diberikan, sehingga kepuasan konsumen dapat tercapai.
Sebelum membahas mengenai kualitas pelayanan lebih jauh, kita terlebih dahulu harus memahami pengertian dari pelayanan dan kualitas pelayanan. Menurut Munir (1991) pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain sesuai dengan haknya. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal ini pelanggan  agar kebutuhan pelanggan  tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan harapan mereka. Sedangkan kualitas pelayanan menurut Olsen dan Wyckoff yang yaitu “Sekelompok manfaat yang berdaya guna baik secara eksplisit maupun implisit atas kemudahan untuk mendapatkan barang maupun jasa pelayanan”.
Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang. Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga penyedia jasa/layanan untuk selalu memanjakan konsumen/pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan mencari produk berupa barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepadanya.
Terdapat sejumlah masalah umum yang dihadapi perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Budi (1997) menyatakan bahwa masalah atau persoalan yang biasa dihadapi baik oleh perusahaan maupun pelanggan berkaitan dengan mutu layanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya adalah sistem layanan yang birokratis, berbelit-belit,  dan tidak jelas. Kedua, sumber  daya manusia perusahaan yang masih belum menyadari arti pentingnya pelanggan bagi keberhasilan  perusahaan, pengetahuan dan kemampuan yang kurang, sikap dan perilaku yang belum baik.
Untuk memperbaiki masalah kualitas pelayanan diatas, maka perusahaan perlu melakukan perbaikan sistem pelayanan, misalnya dalam sistem penanganan keluhan konsumen. Perusahaan seharusnya dapat memberikan kemudahan kepada konsumen dalam menyampaikan keluhan. Masalah yang biasanya muncul adalah perusahaan seringkali membutuhkan waktu yang sangat lama dalam memproses keluhan tersebut, dan tidak jarang keluhan atau masalah tersebut tidak dapat dituntaskan oleh perusahaan. hal inilah yang membuat konsumen kesal sehingga berpotensi untuk pindah ke tangan pesaing.  Oleh karena itu hal ini harus dicegah melalui evaluasi kualitas pelayanan secara berkesinambungan.Kualitas suatu produk baik berupa  barang maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Beberapa pakar pemasaran seperti Parasuraman (1988) Zeithaml (1996) melakukan beberapa penelitian khusus terhadap beberapa jenis jasa dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kualitas jasa yang biasa disebut sebagai dimensi kualitas. Dalam perkembangannya, dimensi kualitas yang semula berjumlah sepuluh dirangkum menjadi lima dimensi pokok, sebagai berikut:
a)      Reliability  (bukti langsung), meliputi penampilan fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komu nikasi.
b)      Reliability  (keandalan), yaitu kemampuan  memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
c)      Responsiveness  (daya tanggap), yaitu keinginan  para staf untuk membentuk para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
d)     Assurance  (jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf bebas dari bahaya, resiko, atau keraguraguan. \
e)      Emphaty  (empati), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian  pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan.











Judul               : Kamu Ingin jadi Dokter?
Pengarang       : Dr. Syamsuridjal Djauzi
Penerbit           : ARCAN
Tebal               : 66 Halaman

Buku ini berisi keterangan-keterangan mengenai seluk beluk pekerjaan dokter. Mungkin kita bertanya, “Dokterkan ada dimana-mana dan mudah dilihat apa sebendarnya kegiatannya sehari-hari, apa perlu dituliskan sebuah buku menceritakan, memberi keterangan mengenai pekerjaan seorang dokter?”
Perlu! Karena sebenarnya yang kita lihat sehar-hari adalah pekerjaan dokter secara sepintas saja. Ruang lingkup pekerjaan dokter itu luas sekali, kamu nanti akan mengenal bahwa disamping dokter umum, banyak spesialis yang bias dicapai oleh seorang dokter dan masing-masing spesialisasi itu mempunyai keunikannya sendiri-sendiri. Jika kita menonton film atau membaca buku cerita, biasanya yang digambarkan sebagai seorang dokter adalah orang yang mampu melakukan operasi atau orang yang menolong penderita yang sakit berat  dan berhasil menyembuhkannya.
Dalam buku ini, menjelaskan bahwa seorang dokter bukan lagi menjadi barang lux di tengah masyarakat. Walaupun profesi ini masih merupakan salah satu profesi yang popular khususnya di Indonesia. Selain itu, buku ini juga menjelaskan kegiatan sehari-hari seorang dokter dan syarat-sayart menjadi dokter.
Dr. Syamsuridjal Djauzi menjelaskan dalam bukunya kegiatan sehari-hari seorang dokter, baik yang bekerja di Puskesmas maupun dokter spesialis atau dokter yang bekerja dibidang penelitian dan juga dokter yang bekerja diperusahaan.
Dr. Syamsuridjal Djauzi menjelaskan lagi dalam bukunya yaitu syarat-syarat menjadi dokter yaitu menjadi seorang sarjana dan lulus fakultas kedokteran, bersikap teliti dan menjadi pengamat yang baik, berfikir sistematis dan rasional, serta yang paling utama seorang dokter perlu bersifat manusiawi.
Berdasarkan pengalaman 20 tahun menjadi dokter, dokter Dr. Syamsuridjal Djauzi dengan bahasa yang komunikatif, seolah mengajak pembaca berbicara mengenai pekerjaan dokter. Ia menawarkan pilihan dimasa depan : jadi dokter, bagi yang berminat ia mengajak agar meyiapkan diri agar dapat menjadi dokter yang baik.

Muh. Sudarsono


Nama         : Muh. Sudarsono
NIM            : 10 11 513
Kelas          : Manajemen A4
Kelompok   : V (lima)


DEFINISI PRODUK

A.    Pengertian Produk
Menurut Kotler (291), “A product is anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use, or consumption and that might satisfy a want or need.” Yang berarti produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kedalam pasara untuk memperoleh suatu perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang mungkin dapat memuaskan dan memenuhi sebuah keinginan ataupun kebutuhan.
Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
Produk juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke pada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Produk juga adalah elemen pertama dalam pemasaran. Produk adalah elemen pertama dan terpenting dalam bauran pemasaran. Strategi produk membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi dalam bauran produk, lini produk,merek, serta pengemasan dan pelabelan.
Dalam merencanakan penawaran pasarnya, pemasar harus berpikir melalui lima tingkat produk:manfaat inti, produk dasar, produk yang diharapkan, produk tambahan, dan produk potensial, yang mencakup semua tambahan dan transformasi yang mungkin dialami pada akhirnya.
Berdasarkan dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa produk yang akan ditawarkan kepada konsumen haruslah dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.
Produk dapat digolongkan dalam beberapa cara. Berdasarkan ketahanan dan keandalannya, produk bisa berupa barang tidak tahan lama, barang tahan lama, atau jasa.
Dalam kategori barang konsumen, produk terdiri dari barang sehari-hari (barang kebutuhan pokok/staple, barang impuls,barang darurat), barang belanja (homogeny dan heterogen), barang khusus, atau barang yang tak dicari.
Dalam kategori barang industry, produk digolongkan dalam satu dari tiga kategori: bahan dan suku cadang (bahan mentah serta bahan dan suku cadang manufaktur), barang modal (instalasi dan peralatan), atau jasa pasokan dan bisnis (pasokan operasi, iten pemeliharaan dan perbaikan, jasa pemeliharaan dan perbaikan, serta jasa nasihat bisnis).
Merek dapat dideferensiasikan berdasarkan sejumlah dimensi produk atau jasa yang berbeda: bentuk produk, fitur, kinerja, kesesuaian, ketahanan, keandalan, kemudahan perbaikan, gaya, dan desain, serta dimensi jasa seperti kemudahan pemesanan, pengiriman, instalasi, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, serta pemeliharaan dan perbaikan.
Sebagian besar perusahaan menjual lebih dari satu produk. Bauran produk dapat diklasifikasikan menurut lebar, panjang, dalam, dan konsistensi. Empat dimensi ini merupakan alat untuk mengembangkan strategi pemasaran perusahaan dan memutuskan lini produk mana yang akan ditumbuhkan, dipertahankan, dipanen, dan di investasikan. Untuk menganalisis lini produk danmemutuskan berapa banyak sumber daya yang harus diinvestasikan dalam lini itu, manajer lini produk harus melihat penjualan dan laba serta profil pasar.
Perusahaan dapat mengubah komponen produk dari bauran pemasarannya dengan memperpanjang produknya melalui perpanjangan lini (ke bawah pasar, ke atas pasar, atau keduanya) atau pengisian lini, dengan memodernisasi produknya, dengan menampilkan produk tertentu, dan dengan mengurangi produknya guna menghilangkan produk yang paling tidak menguntungkan. Merek sering dijual atau dipasarkan secara bersama dengan merek lain. Merek bahan baku dan merek bersama dapat menambah nilai, dengan mengasumsikan merek-merek tersebut mempunyai ekuitas dan dianggap benar-benar sesuai.
Produk fisik harus dikemas dan diberi label. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat menciptakan nilai kenyamanan bagi pelanggan dan nilai promosi bagi produsen. Akibatnya, kemasan dapat bertindak sebagai iklan lima detik bagi produk. Jaminan dan garansi dapat menawarkan kepastian lebih lanjut bagi konsumen.
B.     Lima Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :
1.      Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
2.      Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
3.      Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
4.      Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
5.      Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

C.    Dimensi Kualitas Produk
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :
a.       Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
b.      Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
c.       Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
d.      Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
e.       Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
f.       Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
g.      Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.

Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
a.       Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
b.      Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
c.       Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
d.      Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
e.       Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
f.       Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.













Judul               : Sebuah Pengantar Memahami Alqur’an Secara Utuh
Penulis             : Dr. Mardan, M. Ag
Penerbit           : Pustaka MAPAN Jakarta
Tahun Terbit    : Maret 2009
Halaman          : v + 297
Buku “al-Qur’an sebuah pengantar memahami al-Qur’an” ini adalah litelatur (buku pegangan) tentang “ilmu-ilmu al-Qur’an” (ulum al-Qur’an), yang didalamnya terdapat berbagai metode untuk mempelajari al-Qur’an serta mempermudah pengguna buku ini dalam memahami al-Qur’an seutuhnya. seperti yang kita ketahui bahwa, al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang wajib kita ketahui adalah bagaimana perkembangan al-Qur’an, kemudian tempat turunnya surah-surah dalam al-Qur’an
Penulis dalam buku ini ingin mengajak kepada umat muslim untuk mengingat pentingnya mempelajari ilmu al-Qur’an mulai dari sejarah pengumpulannya, cara membaca al-Qur’an (tajwid), tempat turunnya surah-surah. Secara umum buku ini sangat lengkap memaparkan mengenai bagian-bagian penting dalam al-Qur’an termasuk tafsir, ta’wil dan terjemahan.
Buku ini terdiri dari 18 BAB dengan beberapa pembahasan yang paling pokok yaitu : Asbab Al-nuzul adalah konsep, teori, atau berita tentang adanya sebab-sebab turunNYA wahyu tertentu dari al-Qur’an kepada Nabi Saw; baik berupa satu ayat, satu rangkaian ayat, atau satu surah. Konsep ini muncul karena dalam kenyataan, seperti dituangkan dalam karya para ahli biografi nabi, sejarah al-Qur’an maupun sejarah islam, diketahui dengan cukup pasti adanya situasi atau konteks tertentu diwahyukannya suatu firman dan Jam’ul Qur’an adalah pengumpulan (pengkodifikasian) al-Qur’an dikalangan para ulama. Dalam buku ini terdapat beberapa pengertian mengenai pengumpulan seperti : pengumpulan dalam arti Hifzhuhu (menghafalnya dalam hati), pengumpulan dalam arti Kitabatuhu kullihi (penulisan al-Qur’an semuanya). Ini dimaksudkan adalah baik memisah-misahkan ayat-ayat dan surah-surahNya, ataupun dengan menertibkan ayat-ayatnya semata. Sedangkan Nuzul al-Qur’an dalam buku ini membahas mengenai pengertian al-Qur’an, al-Qur’an adalah kitab suci umat islam. Umat ini meyakininya sebagai firman-firman Allah Swt, yang diwahyukan dalam bahasa arab kepada nabi terakhir, nabi Muhammad Saw; untuk disampaikan kepada umat manusia hingga akhir zaman.m kemudian terdapat juga nama-nama al-Qur’an diantaranya : al-Qur’an, Al-kitab, Al- ZIkr, dan al- furqan.
Secara khusus buku ini dijadikan buku pegangan mahasiswa UIN alauddin Makassar, dan untuk masyarakat umum yang ingin tahu tentang Al-Qur’an secara utuh. Karena dalam buku ini di bahas semua tentang Al-Qur’an